Jumat, 03 Juni 2022

 

Emang ada ya Teman MINI yang bisa punya ANAK ??


Ada niiih..


Yayas Christi
- Ibu Rumah Tangga, Ibu dua anak, seniman tari &teater, fasilitator pendamping desa budaya, pendiri sanggar Hecka art studio

Christianingtyas, S.Sn adalah nama lengkapnya. Perempuan bertubuh mini, seorang istri dan juga seorang ibu dari dua anak. Lahir di Kulon Progo, 16 Mei 1988. Pendidikan terakhirnya ditempuh di jurusan Teater, ISI Yogyakarta. Pernah bekerja secara freelance sebagai pengajar tari dan fasilitator club tari di Labschool Rumah Citta, Early Childhood Care Development-Resource Center Yogyakarta  dan mengajar tari untuk anak-anak di sanggar Natya Lakshita Didi Nini Thowok. Saat ini aktif berperan menjadi fasilitator pendamping desa budaya dari Dinas Kebudayaan DIY.

 

" Pernah mengalami diskriminasi bahwa sebagai perempuan mini dianggap gak mampu bikin karya. Bisanya cuma di dapur. Tapi dengan cara berkreatifitas melalui seni kita bisa membuktikan bahwa kita perempuan mini juga hebat kok. “ ucap Yayas.


 

 

 

 

 

 

 

 


Rabu, 01 Juni 2022

 

TEMAN MINI PROFESINYA PEMAIN KENDANG !?

 Siapa Dia??

Ragil Taktundang- Seniman Karawitan, Pendiri sanggar dan pelatih

Nama lengkapnya Hera Ragil Triastita, S.Sn. Ragil Taktungdang adalah nama panggungnya. Lulusan sarjana seni karawitan ISI Yogyakarta ini memiliki tubuh tambun tapi mini, yang tingginya 135 cm. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini merupakan kelahiran Yogyakarta 32 tahun lalu (1990). Ia mendirikan sanggar karawitan bernama Sanggar Pulungsari yang ia rintis sejak tahun 2008.

 

Di sanggarnya ia mengajarkan seni karawitan kepada masyarakat di sekitar rumahnya maupun kelompok yang terdiri dari kalangan anak-anak, remaja, hingga para orang tua. Selain mengajarkan seni karawitan, seniman ini juga bekerja secara freelance, kadang jasa online juga ia lakoni. Ia tak pernah malu ataupun minder dengan semua aktifitasnya. Selain itu ia memiliki hobi dibidang otomotif. Beberapa koleksi motor trilnya merupakan media untuk menyalurkan hobinya.

Hidupnya semasa kecil sudah dekat dengan kesenian. Sejak SD sering diajak ibunya menonton kesenian rakyat jathilan dan ikut paguyuban seni. Setelah lulus SMP  terjun di bidang otomotif. Namun bapak memintanya untuk  masuk ke sekolah seni. Alasannya supaya ada yang meneruskan bakat kakeknya yang juga di bidang seni.

Ia sadar, sejak SMP kelas 7 tidak bisa tinggi lagi. Sempat minder dan tidak percaya diri pernah ia rasakan juga. Karena sering mendapatkan perundungan oleh teman-temannya. Sering merasa sangat emosi, namun semakin lama sudah tidak menjumpai ledekan tsb. Jika ada yang meledek,  malah ia tegur dan nasehati supaya tidak terulang lagi.

 

 "Ketika masuk SMP teman-teman lain tinggi-tinggi kok aku pendek sendiri ya? Setelah lulus SD, aku sunat dan ada yang bilang besok kalau sudah sunat bisa nambah tinggi badannya. Katanya Lho.” Ucap Ragil.

Dulu masih kecil ketika usia sekitar 2 tahun, ia sering keluar masuk RS karena penyakit tipes. Kata orang tuanya,mungkin hal itulah sebab ia tidak bisa tumbuh tinggi. Tapi alhamdulillah sampai saat ini diberi kesehatan dan tetap semangart.

“Dengan tubuh  yang tingginya kurang, kemaren ketika wabah covid, aku mencoba melamar pekerjaan. Hasilnya? Tidak ada yang menerima. Akhirnya mencoba melamar pekerjaan lain secara online, ojek online dan diterima. Aku jalani pekerjaan itu dengan semangat dan percaya diri. Sampai sekarang menjadi terbiasa dan enjoy dengan pekerjaan ini.”

Sejak masuk sekolah di bidang seni,  ia merasa lebih percaya diri dan mempunyai jati diri. Karena dengan seni ia bisa berkreatifitas dan berdaya.

Meskipun bertubuh mini, ada hal-hal lucu juga yang pernah ia alami. Salah satunya ketika lebaran Idul Fitri. Ia sengaja ikut bergabung bersama kelompok anak-anak (supaya dikira anak-anak). Alhasil ia sering untuk mendapatkan angpao dari orang-orang dewasa. Hahaha


*Wawancara bersama narasumber pada Mei 2022

 






Senin, 07 Desember 2020

 

 

PROFESI #TEMAN MINI DI INDONESIA 

 

Biasanya  orang-orang yang memiliki tubuh mini dianggap sebagai orang yang sangat lekat dengan hal-hal yang berbau lucu, lawak,  dan tubuhnya dianggap sebagai produk /objek entertainment (hiburan). 

 

Nih buat kamu yang belum tahu tentang profesi-profesi orang-orang bertubuh mini yang berprofesi luar biasa ini jarang diekspos oleh media. Bahkan jarang terdengar di kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat kita terbiasa mengkonsumsi produk-produk entertainment yang biasa mereka lihat di televisi. Sehingga banyak masyarakat kita tidak mengetahui banyak atau mengenal profesi lain orang-orang bertubuh mini.  Nah, pada tulisan di blog saya ini semoga membantu untuk memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam  orang-orang bertubuh mini.

 

Berikut ini beberapa #TemanMini  yang telah bekerja di lembaga pemerintahan  maupun di masyarakat:

 

1. Miftahun Naufa, M.Sn - Dosen & Ketua Jurusan  (Aceh)


Miftahun Naufa, M.Sn, lahir di Balingka, 13 Maret 1984. Pendidikan S1 dan S2-nya ditempuh di ISI Padangpanjang. Sejak 2015 menjadi dosen sekaligus Ketua Prodi Kriya Seni di ISBI Aceh. Tinggal di Gampong Jantho Makmur, Kota Jantho, Kab. Aceh Besar. Alamat korespodensi: if.sungailandia@gmail.com

Perempuan bertubuh mungil ini, lahir dari seorang ayah bernama alm. Nawazir Djamarin dan alm. Ibu Fatimah. Ayahnya  seorang pegawai dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Memiliki tiga orang saudara laki-laki dan dua orang saudara perempuan.


"Aku adalah seorang pribadi yang tertutup, pemalu dan cukup minder dengan kondisiku yang terlahir tidak sama dengan orang lain. Walau begitu, aku merasa tidak banyak mengalami kesulitan baik dalam berteman maupun pendidikan. Selama kesulitanku masih bisa diatasi dan ada jalan keluarnya bagiku tidak menjadi masalah." 

“Aku ingin dikenal dari ilmu dan prestasiku dalam dunia seni dan pendidikan, bukan karena kondisi tubuhku. Aku akan bahagia ketika orang-orang menyukaiku bukan karena kasihan melihat kondisiku, akan tetapi memang senang mengenal karena hal positif yang ada pada diriku. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Aku yakin bahwa setiap orang unik dan istimewa tidak memandang bagaimana bentuk fisiknya.”


Sekolah setinggi-tingginya, Meskipun mempunyai Tubuh Kecil

"Tahun 2004 aku mengawali kuliah mengambil Jurusan Seni Kriya di STSI Padangpanjang. Masa-masa kuliah lancar kulalui dengan nilai yang baik. Seni membuatku merasa bisa mengekspresikan diri sendiri dan lebih percaya diri sehingga aku lebih santai menghadapi perkuliahan. Aku sangat beruntung, selama kuliah  mendapatkan beasiswa untuk mahasiswa berprestasi. Dengan uang dari beasiswa, aku membiayai kuliah sendiri. Sehingga aku bisa meringankan beban keluarga. Tahun 2009 aku lulus. Setelah lulus berusaha mencari pekerjaan. Tapi tak satupun yang menerima ijazah kesarjanaanku. Jenuh dan bosan."

 "Tahun 2012 aku resmi menjadi mahasiswa baru di kampus Pasca Sarjana ISI Padangpanjang. Akhirnya dengan usaha mati-matian aku menyelesaikan tugasku dan dinyatakan lulus pada tahun 2015 dengan nilai yang sangat memuaskan.  Dan setelah itu aku langsung diterima menjadi dosen di sebuah sekolah seni baru di Aceh menjadi seorang dosen seperti yang dicita-citakan ayahku. "

"Tahun 2018, aku mengikuti tes CPNS dan tahun 2019 aku dinyatakan lolos dan diterima menjadi PNS. Alhamdulillah, cita-cita ayahku terkabul. Sekarang ini hari-hariku sangat sibuk dan aku menikmatinya.

* Baca kisah lengkapnya di buku : Aku Perempuan Unik

 

2. Inung Setyami -  Dosen (Kalimantan Utara)

                                                     

Inung Setyami seorang dosen dan penulis berasal dari Kulon Progo, Yogyakarta. Pendidikan formalnya ditempuh  di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta (S1) dan Jurusan Ilmu Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (S2) dan saat ini sedang menempuh S3 pada Program Ilmu Ilmu Humaniora, Fakultas Ilmu Budaya, UGM.

Bukunya yang telah terbit adalah kumpulan cerpen Kolak (Garudhawaca, 2012), kumpulan cerpen Bayang-Bayang (Garudhawaca, 2013), Buku Bahasa Indonesia (Imperium, 2014), Mereka Menggugat (Visimedia, 2014), Repertoire Ronggeng Dukuh Paruk (UGM Press, 2015), bunga rampai cerita lisan Tidung Kalimantan Utara (Pustaka Abadi, 2017), Kritik Sastra (Pustaka Abadi, 2018) dan Keterampilan Berbahasa (proses).



Alamat saat ini, Jl Kusuma Bangsa, Gunung Lingkas, Tarakan Kalimantan Utara.
Alamat korespondensi: inung.setyami@yahoo.com


Aku menyelesaikan studi S1-ku tanpa kendala. Studi S1-ku dapat kuselesaikan dalam waktu 4 tahun 5 bulan. Ketertarikanku di bidang sastra mendorongku untuk melanjutkan ke pendidikan jenjang S2. Aku masuk Jurusan Ilmu Sastra, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, di Universitas Gadjah Mada (UGM). Di UGM aku menemukan dosen yang luar biasa dan menjadi idola serta kukagumi yaitu Prof. Dr. Faruk. Beliau sangat ramah dan rendah hati, memberiku ruang untuk diskusi tentang teori kesusastraan. Aku sangat beruntung bisa mengenal dosen yang luar biasa seperti beliau.

Pendidikan S2 dapat kuselesaikan selama 1 tahun 7 bulan. Setelah wisuda aku melamar kerja menjadi dosen di beberapa kampus baik di Jogja maupun di luar Jogja. Beberapa kampus memanggilku untuk tes dan interview, tapi ada satu yang kupilih, yaitu yang paling jauh. Aku ingin mencoba hal-hal yang lebih menantang. Begitu yang ada dalam pikiranku waktu itu.  Kemudian, aku menjadi dosen tetap di Universitas Borneo Tarakan hingga kini. 


"Saat pertama kali menjadi dosen, pernah juga aku mengalami diskriminasi sesaat. Beberapa temanku (dosen senior) ada yang meragukan kemampuanku mengajar. Ada yang kasak-kusuk dibelakangku. Tapi aku pura-pura tak tahu dan tidak terlalu menghiraukannya. Tugasku hanya satu, mengajar sebaik mungkin sesuai tanggung jawabku."


         "Akhirnya, seiring berjalannya waktu, aku bisa membuktikan bahwa, meskipun tubuhku kecil, aku tidak terkendala dan mampu melaksanakan kewajiban mengajar di kelas dengan baik. Seiring bejalannya waktu, kasak-kusuk itu tidak ada lagi. Semua baik-baik saja. Aku mampu dan diterima oleh teman-teman dosen yang lain. Kami berteman dengan manis. "      


Dengan tubuh kecil yang berbeda, maka sebenarnya aku sedang belajar tentang hal-hal besar. Belajar sabar ketika dihina dan dicaci. Belajar ada ketika dianggap tak ada. Belajar bisa ketika orang lain menganggap tak bisa. Dan belajar yang terberat, pada akhirnya belajar ikhlas untuk menerima kekurangan diri dan menyadari bahwa inilah anugerah Tuhan yang begitu indah untuk disyukuri(Baca kisah selengkapnya di buku : Aku Perempuan Unik)


3. Lucky Novita - Guru (Lumajang)

 

 
Tri Lucky Novita Sari, lahir di Blitar, 13 Mei 1993. Pendidikan terakhirnya adalah S1 Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya. Berbagai lakon teater telah ia mainkan. Selain menjadi aktris teater ia juga menulis beberapa karya naskah Gang Kehidupan (2014), Katresnan Kresna (2015), Padepokan Cinta, Indonesia Berkabung (2015) Selak (2016), Aku Saja (2018). Selain itu ia pernah menjadi guru pembina teater di beberapa sekolah di Blitar. Ia pun aktif dalam kegiatan seni tradiri di rumahnya mendirikan sanggar Karya Turangga Mudha dengan menggerakan anak muda untuk mencintai tradisi. Setelah disahkan menjadi seorang ASN, kini aktivitasnya  mengajar di MTsN 1 Lumajang Jawa Timur. 

 

Alamat tinggal  Blitar Jawa Timur. Alamat korespondensi: luckynov1993@gmail.com

Minggu, 12 Januari 2020




PENTAS TEATER PEMAINNYA MINI DAN PAKE BAHASA JAWA
Emang bisa??





K.A.H.A.N.A.N merupakan karya kedua yang digagas oleh Nanik Indarti setelah  karya pertama: Sepatu Yang Sama,Kisah Jiwa dan Angka yang dipentaskan pada tahun lalu.  KAHANAN merupakan cerita yang dikemas dalam bentuk pertunjukan teater tradisi ‘kethoprak kerakyatan’ yang mengangkat isu-isu disabilitas seperti isu pendidikan, isu gender bagi laki-laki, isu pernikahan yang dialami oleh orang-orang bertubuh mini penyandang achondroplasia dari berbagai daerah di Indonesia.

Nanik Indarti , mengajak Dhasy SWAS untuk menterjemahkan ide-idenya ke dalam bahasa tulisan : yang kemudian menjadi  teks naskah. Pertunjukan ini sebagai usaha untuk melawan diskriminasi dan untuk mendorong penyandang achondroplasia lainnya untuk lebih berdaya. Seni menjadi cara yang ‘luwes’ untuk membicarakan persoalan-persoalan  tersebut.
 Para pemain : 
1. Aisah
2. Doddy Micro
3. Didik Saputro
4.Joanna Dyah
5. Nanik Indarti
6. Ninit Ungu
7. Nunung Deni Puspitasari
8. Markeye
9. Mathori Brilyan
10.Maulana
11.  Rina Wijayanti
12.  Vely Hilda Elmaningtiyas







Rabu, 28 Agustus 2019

SIAPA KAMI


Yuk kita cek


Siapa sih teman-teman bertubuh mini yang terlibat  berkolaborasi dalam karya : Sepatu Yang Sama, Kisah Jiwa dan Angka?



CHRISTIANINGTYAS, S.Sn (penari)



Perempuan bertubuh mini, seorang istri dan juga seorang ibu dari dua anak. Lahir di Kulon Progo, 16 Mei 1988. Pendidikan terakhirnya ditempuh di jurusan Teater, ISI Yogyakarta. Saat ini bekerja secara freelance sebagai pengajar tari dan fasilitator club tari di Labschool Rumah Citta, Early Childhood Care Development-Resource Center Yogyakarta  dan aktif mengajar tari untuk anak-anak di sanggar Natya Lakshita Didi Nini Thowok. 

"Aku merasa klik dengan proses ini. Pernah mengalami diskriminasi bahwa sebagai perempuan dianggap gak mampu bikin karya. Bisanya cuma di dapur. Tapi dengan cara seperti ini kita difasilitasi untuk membuktikan bahwa kita perempuan juga hebat kok. Apalagi kita kecil-kecil. Lebih kepada aktualisasi diri saja sebagai perempuan tetap harus bisa mengangkat derajat sebagai perempuan." 

TRI LUCKY NOVITA SARI, Guru Seni Budaya



Lahir di Blitar, 13 Mei 1993. Pendidikan terakhirnya adalah S1 Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya. Berbagai lakon teater telah ia mainkan. Selain menjadi aktris teater ia juga menulis beberapa karya naskah Gang Kehidupan (2014), Katresnan Kresna (2015), Padepokan Cinta, Indonesia Berkabung (2015) Selak (2016), Aku Saja (2018). Aktivitasnya saat ini adalah menjadi sejumlah guru pembina teater dan  pengurus utama sanggar  Karya Turangga Mudha. Saat ini mengajar di sekolah sebagai guru seni budaya di Lumajang Jawa Timur. Alamat korespondensi: luckynov1993@gmail.com



"Saat membaca gagasannya, persis sesuai dengan apa yang kupikirkan dan telah lama menjadi keresahan sebagai perempuan yang bertubuh kecil. Tambah seneng lagi dipertemukan dengan teman-teman dari berbagai wilayah di Indonesia yang terlibat dalam proses ini. Di proses ini aku tak perlu menjadi siapapun. Aku menjadi diriku sendiri.  Bercerita tentang tentang diriku sendiri".




VELY HILDA ELMANINGTIYAS, Mahasiswa


"Aku merasa bangga  diajak proses ini. Karena aku bisa bertemu dengan orang-orang  yang sama denganku. Semoga proses ini akan ada di sepanjang masa. Agar dunia tahu bahwa orang-orang mini juga bisa seperti yang lainnya"


Lahir di Banyuwangi, 19 April 1997. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Sendratasik. Perempuan yang menyenangi pantomime ini bersal dari Banyuwangi, Jawa Timur. 
 Beberapa karya pantomime telah dipentaskan dalam berbagai acara festival seni di Banyuwangi antara lain pentas pantomime Penggembur Tanah Retak (2016), Festival Pantomime Doku-Mime di Taman Budaya Yogyakarta (2017&2018). Beberapa pentas teater Besutan  (2016), Jaka Tarub (2018), dan Orang Kaya Baru (2018).

Alamat korespondensi: velyhilda@gmail.com


NINIT UNGU, S.Sn 

Rheninta Herta Riwungudewi (Ninit Ungu). Kelahiran Malang, 21 Juli 1979. Lulusan S1 Seni Teater ISI Yogyakarta. Berbagai lakon teater telah ia perankan. Salah satu lakon Konde yang Terburai bersama Lembaga Teater Perempuan. Pernah bekerja sebagai Administrasi Komunitas Seni Rupa Katalis Art, Foreign Project, Tim Peneliti Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, Asisten Store Manager Jocelyn Parfume, Tenaga pengajar Olifant, Staff mengajar Pree School Kindergarten, Elementery School, Staf  FSP ISI Yogyakarta.  Saat ini aktif bekerja di gereja. Tinggal dan menetap di Yogyakarta. Impiannya memiliki rumah yang bisa dijadikan tempat pentas, ruang galeri dan tempat makan.
 Alamat korespondensi: ninitjc@gmail.com

 Akhirnya mimpi saya terwujud. Pentas bersama orang-orang yang mini seperti saya. Di dalam karya ini, justru saya ingin mengeksploitasi diri saya sendiri. Sesuka hati saya. Sampai menemukan sesuatu yang berharga dari diri saya." 



INUNG SETYAMI, Dosen Sastra



"Akhirnya saya menginjak panggung teater lagi setelah lebih dari 10 tahun lalu. Senang sekali bisa dipertemukan dengan teman-teman yang bertubuh sama dengan saya, apalagi dari berbagai kota di Indonesia. "


Bukunya yang telah terbit adalah kumpulan cerpen Kolak (Garudhawaca, 2012), kumpulan cerpen Bayang-Bayang (Garudhawaca, 2013), Buku Bahasa Indonesia (Imperium, 2014), Mereka Menggugat (Visimedia, 2014), Repertoire Ronggeng Dukuh Paruk (UGM Press, 2015), bunga rampai cerita lisan Tidung Kalimantan Utara (Pustaka Abadi, 2017), Kritik Sastra (Pustaka Abadi, 2018) dan Keterampilan Berbahasa (proses).
Alamat saat ini, Jl Kusuma Bangsa, Gunung Lingkas, Tarakan Kalimantan Utara. Alamat korespondensi: inung.setyami@yahoo.com























MIFTAHUN NAUFA, M. Sn , Dosen Kriya
Lahir di Balingka, 13 Maret 1984. Pendidikan S1 dan S2-nya ditempuh di ISI Padangpanjang. Saat ini berstatus sebagai dosen Prodi Kriya Seni ISBI Aceh. Tinggal di Gampong Jantho Makmur, Kota Jantho, Kab. Aceh Besar. 


Alamat korespondensi: if.sungailandia@gmail.com

" Aku ingin dikenal dari ilmu dan prestasiku dalam dunia seni dan pendidikan, bukan karena kondisi tubuhku. Dan aku akan bahagia ketika orang-orang menyukaiku bukan karena kasihan melihat kondisiku akan tetapi memang senang mengenal karena hal positif yang ada pada diriku. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Aku yakin bahwa setiap orang unik dan istimewa tidak memandang bagaimana bentuk fisiknya"





DODDY MICRO SI PANTOMIME LUCU



                           
lahir di Yogyakarta, 24 tahun lalu. Lelaki imut bertubuh mini ini merupakan lulusan SMKI Yogyakarta. Ia lebih menyukai bahasa tubuh (pantomime) daripada akting menggunakan bahasa verbal (vokal). Tergabung belajar magic bersama Komunitas Majic Jogja.






Kalau kita menghina orang lain sama saja kita menghina  ciptaan Tuhan.  Kita dilahirkan Tuhan itu dalam bentuk sama. Bentuk dan tubuh yang sama. Memiliki tangan, kaki. Semua itu sama. Yang membedakan adalah ukuran saja " kata Doddy. 








AMIN SUMANTRI, Guru dan Seniman
Lelaki bertubuh mini asal Malang Jawa Timur. Berprofesi sebagai guru seni budaya di Malang.

"Terlibat bersama orang-orang bertubuh mini dalam satu panggung sungguh proses yang luar biasa. Proses yang membuktikan bahwa karya bukan tentang siapa, tapi bagaimana. Bukan tentang tinggi tapi dalam. Proses pengendalian perspektif khususnya orang-orang bertubuh mini di Indonesia. Yang kubanggakan sekarang dengan fisik seperti ini, aku bisa menjadi guru, pelatih, aktor, dan dikenal banyak orang karena kemampuan bukan keterbatasan". 




DIDIK SAPUTRO







Pemain ketoprak ini masih berstatus mahasiswa seni di Yogyakarta. Bercita-cita menjadi seorang presenter. 
Baginya seni membuat hidup lebih berani dan percaya diri. 
Seni membuat saya nyaman. Proses ini yang mengenalkan saya kepada orang-orang penyandang achondroplasia  lain dari berbagai kota di Indonesia, bahwa mereka bisa membuktikan juga memiliki kemampuan sama seperti yang lain. 









MUCHLIS MUSTAFA 

Lelaki asal Sidoarjo jawa Timur ini, pernah memenangi lomba breakdance tingkat sekolah. Saat ini masih menjadi mahasiswa aktif di bidang seni teater di Yogyakarta. 

Proses yang belum pernah ada untuk pertunjukan yang berbasis orang-orang unik selama ini. Dan proses ini baru pertama kali yang ada di Indonesia, dengan manusia-manusia seperti kami. Dan melibatkan seniman yang berbakat didalam proses ini."



Selasa, 20 Agustus 2019



DOKUMENTASI PROSES




Pementasan teater : SEPATU YANG SAMA

Wawancara seleksi hibah





Dokumentasi Pasca Pementasan : SEPATU YANG SAMA oleh JogjaTV

Dokumentasi Pementasan oleh Jejak Arsip





Dokumentasi Pementasan oleh JogjaTV


Dokumentasi Launching Buku : Aku Perempuan Unik oleh MetroTV Jateng & DIY


Wawancara bersama Jogja TV


Berikut link ulasan dari media berbagai sumber :

















DOKUMENTASI FOTO PROSES




Foto bersama usai proses latihan dan diskusi



Proses latihan, dan mendokumentasikan temuan-temuan (catatan aktivitas proses)



Kedatangan dan pertemuan pertama bersama dosen Inung Setyami dari Kalimantan Utara


Foto bersama usai latihan bersama teman-teman yang berdomisili di Jogja




Pemotretan para pemain dari luar kota sebagai bahan materi pameran foto saat pertunjukan




Pengambilan video sebagai bahan materi untuk ditampilkan pada layar saat pertunjukan




Wawancara bersama Mas Didik Nini Thowok sebagai narasumber 

Dokumentasi foto-foto proses dapat dilihat lebih banyak di instagram : Unique Project @nanikokdonkdonk

AKU PEREMPUAN UNIK

           Launching Buku : AKU PEREMPUAN UNIK 



cek dokumentasi saat launching bukunya melalui link :  https://www.youtube.com/watch?v=Ueo3GXnuUn4





 Proses ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya (Nanik Indarti) mengajak teman-teman untuk menulis. Saya berposisi seolah-olah seperti wartawan. Lalu menyiapkan beberapa draf pertanyaan sebagai bahan menulis. Saya pikir cara ini akan memudahkan teman-teman dalam mengolah pikirnya ke dalam tulisan.  berikut nama-nama penulis yang menceritakan kisah hidupnya di dalam buku : Aku Perempuan Unik

1. Nanik Indarti, penggagas karya, lulusan sarjana seni di Yogyakarta
2. Inung Setyami , dosen  di Universitas Borneo Kalimantan Utara
3. Miftahun Naufa, dosen di ISBI Aceh
4. Christianingtyas, ibu rumah tangga, penari, fasilitator
5. Ninit Ungu, seniman lulusan sarjana seni, staf gereja di Yogyakarta
6. Lucky Novita, guru seni budaya di Lumajang, lulusan sarjana UNESA,
7. Vely Hilda Elmaningtiyas, mahasiswa UNESA






Anggiasari, Caleg DPR RI 2019


Buku ini merupakan buku perdana yang digagas oleh saya sendiri. Saya mengajak teman-teman yang bertubuh mini dari berbagai wilayah di Indonesia (Aceh, Kalimantan, Surabaya, Banyuwangi, Blitar, Malang dan Yogyakarta)  untuk mau menuliskan tentang kisah hidup sebagai orang yang bertubuh mini. 

Isi buku ini menceritakan perjalanan hidup sebagai orang yang memiliki ukuran tubuh yang mini.  Kisah hidup yang seringkali mendapatkan perlakuan kurang baik di tengah masyarakat. Kisah- kisah hidup suka duka hingga menjadi sosok yang kuat, ikhlas menerima kondisi diri hingga mampu mengolah diri menjadi manusia yang berdaya. Segala peristiwa hidup tertuang dalam buku ini. 


Buku inilah yang menjadi sumber untuk diceritakan dalam pertunjukan : Sepatu Yang Sama, Kisah Jiwa dan Angka. 




Tanggapan pembaca cek Link di bawah ini : 








Akhirnya aku bisa menemukan cerita masa lalu, mengingat kembali peristiwa-peristiwa masa kecil. Dan Aku menjadi bersyukur (Ninit Ungu, penulis Aku Perempuan Unik)


Secara pribadi aku merasa buku ini sangat menyentuh dan merubah persepsiku dalam melihat sesuatu. Apalah arti perbedaan jika kita disatukan dalam kasih.  Terima kasih telah mengasihiku dengan suguhan seni yang sangat menginspirasi. (Hanna - Klaten)