Rabu, 28 Agustus 2019

SIAPA KAMI


Yuk kita cek


Siapa sih teman-teman bertubuh mini yang terlibat  berkolaborasi dalam karya : Sepatu Yang Sama, Kisah Jiwa dan Angka?



CHRISTIANINGTYAS, S.Sn (penari)



Perempuan bertubuh mini, seorang istri dan juga seorang ibu dari dua anak. Lahir di Kulon Progo, 16 Mei 1988. Pendidikan terakhirnya ditempuh di jurusan Teater, ISI Yogyakarta. Saat ini bekerja secara freelance sebagai pengajar tari dan fasilitator club tari di Labschool Rumah Citta, Early Childhood Care Development-Resource Center Yogyakarta  dan aktif mengajar tari untuk anak-anak di sanggar Natya Lakshita Didi Nini Thowok. 

"Aku merasa klik dengan proses ini. Pernah mengalami diskriminasi bahwa sebagai perempuan dianggap gak mampu bikin karya. Bisanya cuma di dapur. Tapi dengan cara seperti ini kita difasilitasi untuk membuktikan bahwa kita perempuan juga hebat kok. Apalagi kita kecil-kecil. Lebih kepada aktualisasi diri saja sebagai perempuan tetap harus bisa mengangkat derajat sebagai perempuan." 

TRI LUCKY NOVITA SARI, Guru Seni Budaya



Lahir di Blitar, 13 Mei 1993. Pendidikan terakhirnya adalah S1 Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya. Berbagai lakon teater telah ia mainkan. Selain menjadi aktris teater ia juga menulis beberapa karya naskah Gang Kehidupan (2014), Katresnan Kresna (2015), Padepokan Cinta, Indonesia Berkabung (2015) Selak (2016), Aku Saja (2018). Aktivitasnya saat ini adalah menjadi sejumlah guru pembina teater dan  pengurus utama sanggar  Karya Turangga Mudha. Saat ini mengajar di sekolah sebagai guru seni budaya di Lumajang Jawa Timur. Alamat korespondensi: luckynov1993@gmail.com



"Saat membaca gagasannya, persis sesuai dengan apa yang kupikirkan dan telah lama menjadi keresahan sebagai perempuan yang bertubuh kecil. Tambah seneng lagi dipertemukan dengan teman-teman dari berbagai wilayah di Indonesia yang terlibat dalam proses ini. Di proses ini aku tak perlu menjadi siapapun. Aku menjadi diriku sendiri.  Bercerita tentang tentang diriku sendiri".




VELY HILDA ELMANINGTIYAS, Mahasiswa


"Aku merasa bangga  diajak proses ini. Karena aku bisa bertemu dengan orang-orang  yang sama denganku. Semoga proses ini akan ada di sepanjang masa. Agar dunia tahu bahwa orang-orang mini juga bisa seperti yang lainnya"


Lahir di Banyuwangi, 19 April 1997. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Sendratasik. Perempuan yang menyenangi pantomime ini bersal dari Banyuwangi, Jawa Timur. 
 Beberapa karya pantomime telah dipentaskan dalam berbagai acara festival seni di Banyuwangi antara lain pentas pantomime Penggembur Tanah Retak (2016), Festival Pantomime Doku-Mime di Taman Budaya Yogyakarta (2017&2018). Beberapa pentas teater Besutan  (2016), Jaka Tarub (2018), dan Orang Kaya Baru (2018).

Alamat korespondensi: velyhilda@gmail.com


NINIT UNGU, S.Sn 

Rheninta Herta Riwungudewi (Ninit Ungu). Kelahiran Malang, 21 Juli 1979. Lulusan S1 Seni Teater ISI Yogyakarta. Berbagai lakon teater telah ia perankan. Salah satu lakon Konde yang Terburai bersama Lembaga Teater Perempuan. Pernah bekerja sebagai Administrasi Komunitas Seni Rupa Katalis Art, Foreign Project, Tim Peneliti Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, Asisten Store Manager Jocelyn Parfume, Tenaga pengajar Olifant, Staff mengajar Pree School Kindergarten, Elementery School, Staf  FSP ISI Yogyakarta.  Saat ini aktif bekerja di gereja. Tinggal dan menetap di Yogyakarta. Impiannya memiliki rumah yang bisa dijadikan tempat pentas, ruang galeri dan tempat makan.
 Alamat korespondensi: ninitjc@gmail.com

 Akhirnya mimpi saya terwujud. Pentas bersama orang-orang yang mini seperti saya. Di dalam karya ini, justru saya ingin mengeksploitasi diri saya sendiri. Sesuka hati saya. Sampai menemukan sesuatu yang berharga dari diri saya." 



INUNG SETYAMI, Dosen Sastra



"Akhirnya saya menginjak panggung teater lagi setelah lebih dari 10 tahun lalu. Senang sekali bisa dipertemukan dengan teman-teman yang bertubuh sama dengan saya, apalagi dari berbagai kota di Indonesia. "


Bukunya yang telah terbit adalah kumpulan cerpen Kolak (Garudhawaca, 2012), kumpulan cerpen Bayang-Bayang (Garudhawaca, 2013), Buku Bahasa Indonesia (Imperium, 2014), Mereka Menggugat (Visimedia, 2014), Repertoire Ronggeng Dukuh Paruk (UGM Press, 2015), bunga rampai cerita lisan Tidung Kalimantan Utara (Pustaka Abadi, 2017), Kritik Sastra (Pustaka Abadi, 2018) dan Keterampilan Berbahasa (proses).
Alamat saat ini, Jl Kusuma Bangsa, Gunung Lingkas, Tarakan Kalimantan Utara. Alamat korespondensi: inung.setyami@yahoo.com























MIFTAHUN NAUFA, M. Sn , Dosen Kriya
Lahir di Balingka, 13 Maret 1984. Pendidikan S1 dan S2-nya ditempuh di ISI Padangpanjang. Saat ini berstatus sebagai dosen Prodi Kriya Seni ISBI Aceh. Tinggal di Gampong Jantho Makmur, Kota Jantho, Kab. Aceh Besar. 


Alamat korespondensi: if.sungailandia@gmail.com

" Aku ingin dikenal dari ilmu dan prestasiku dalam dunia seni dan pendidikan, bukan karena kondisi tubuhku. Dan aku akan bahagia ketika orang-orang menyukaiku bukan karena kasihan melihat kondisiku akan tetapi memang senang mengenal karena hal positif yang ada pada diriku. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Aku yakin bahwa setiap orang unik dan istimewa tidak memandang bagaimana bentuk fisiknya"





DODDY MICRO SI PANTOMIME LUCU



                           
lahir di Yogyakarta, 24 tahun lalu. Lelaki imut bertubuh mini ini merupakan lulusan SMKI Yogyakarta. Ia lebih menyukai bahasa tubuh (pantomime) daripada akting menggunakan bahasa verbal (vokal). Tergabung belajar magic bersama Komunitas Majic Jogja.






Kalau kita menghina orang lain sama saja kita menghina  ciptaan Tuhan.  Kita dilahirkan Tuhan itu dalam bentuk sama. Bentuk dan tubuh yang sama. Memiliki tangan, kaki. Semua itu sama. Yang membedakan adalah ukuran saja " kata Doddy. 








AMIN SUMANTRI, Guru dan Seniman
Lelaki bertubuh mini asal Malang Jawa Timur. Berprofesi sebagai guru seni budaya di Malang.

"Terlibat bersama orang-orang bertubuh mini dalam satu panggung sungguh proses yang luar biasa. Proses yang membuktikan bahwa karya bukan tentang siapa, tapi bagaimana. Bukan tentang tinggi tapi dalam. Proses pengendalian perspektif khususnya orang-orang bertubuh mini di Indonesia. Yang kubanggakan sekarang dengan fisik seperti ini, aku bisa menjadi guru, pelatih, aktor, dan dikenal banyak orang karena kemampuan bukan keterbatasan". 




DIDIK SAPUTRO







Pemain ketoprak ini masih berstatus mahasiswa seni di Yogyakarta. Bercita-cita menjadi seorang presenter. 
Baginya seni membuat hidup lebih berani dan percaya diri. 
Seni membuat saya nyaman. Proses ini yang mengenalkan saya kepada orang-orang penyandang achondroplasia  lain dari berbagai kota di Indonesia, bahwa mereka bisa membuktikan juga memiliki kemampuan sama seperti yang lain. 









MUCHLIS MUSTAFA 

Lelaki asal Sidoarjo jawa Timur ini, pernah memenangi lomba breakdance tingkat sekolah. Saat ini masih menjadi mahasiswa aktif di bidang seni teater di Yogyakarta. 

Proses yang belum pernah ada untuk pertunjukan yang berbasis orang-orang unik selama ini. Dan proses ini baru pertama kali yang ada di Indonesia, dengan manusia-manusia seperti kami. Dan melibatkan seniman yang berbakat didalam proses ini."



Selasa, 20 Agustus 2019



DOKUMENTASI PROSES




Pementasan teater : SEPATU YANG SAMA

Wawancara seleksi hibah





Dokumentasi Pasca Pementasan : SEPATU YANG SAMA oleh JogjaTV

Dokumentasi Pementasan oleh Jejak Arsip





Dokumentasi Pementasan oleh JogjaTV


Dokumentasi Launching Buku : Aku Perempuan Unik oleh MetroTV Jateng & DIY


Wawancara bersama Jogja TV


Berikut link ulasan dari media berbagai sumber :

















DOKUMENTASI FOTO PROSES




Foto bersama usai proses latihan dan diskusi



Proses latihan, dan mendokumentasikan temuan-temuan (catatan aktivitas proses)



Kedatangan dan pertemuan pertama bersama dosen Inung Setyami dari Kalimantan Utara


Foto bersama usai latihan bersama teman-teman yang berdomisili di Jogja




Pemotretan para pemain dari luar kota sebagai bahan materi pameran foto saat pertunjukan




Pengambilan video sebagai bahan materi untuk ditampilkan pada layar saat pertunjukan




Wawancara bersama Mas Didik Nini Thowok sebagai narasumber 

Dokumentasi foto-foto proses dapat dilihat lebih banyak di instagram : Unique Project @nanikokdonkdonk

AKU PEREMPUAN UNIK

           Launching Buku : AKU PEREMPUAN UNIK 



cek dokumentasi saat launching bukunya melalui link :  https://www.youtube.com/watch?v=Ueo3GXnuUn4





 Proses ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya (Nanik Indarti) mengajak teman-teman untuk menulis. Saya berposisi seolah-olah seperti wartawan. Lalu menyiapkan beberapa draf pertanyaan sebagai bahan menulis. Saya pikir cara ini akan memudahkan teman-teman dalam mengolah pikirnya ke dalam tulisan.  berikut nama-nama penulis yang menceritakan kisah hidupnya di dalam buku : Aku Perempuan Unik

1. Nanik Indarti, penggagas karya, lulusan sarjana seni di Yogyakarta
2. Inung Setyami , dosen  di Universitas Borneo Kalimantan Utara
3. Miftahun Naufa, dosen di ISBI Aceh
4. Christianingtyas, ibu rumah tangga, penari, fasilitator
5. Ninit Ungu, seniman lulusan sarjana seni, staf gereja di Yogyakarta
6. Lucky Novita, guru seni budaya di Lumajang, lulusan sarjana UNESA,
7. Vely Hilda Elmaningtiyas, mahasiswa UNESA






Anggiasari, Caleg DPR RI 2019


Buku ini merupakan buku perdana yang digagas oleh saya sendiri. Saya mengajak teman-teman yang bertubuh mini dari berbagai wilayah di Indonesia (Aceh, Kalimantan, Surabaya, Banyuwangi, Blitar, Malang dan Yogyakarta)  untuk mau menuliskan tentang kisah hidup sebagai orang yang bertubuh mini. 

Isi buku ini menceritakan perjalanan hidup sebagai orang yang memiliki ukuran tubuh yang mini.  Kisah hidup yang seringkali mendapatkan perlakuan kurang baik di tengah masyarakat. Kisah- kisah hidup suka duka hingga menjadi sosok yang kuat, ikhlas menerima kondisi diri hingga mampu mengolah diri menjadi manusia yang berdaya. Segala peristiwa hidup tertuang dalam buku ini. 


Buku inilah yang menjadi sumber untuk diceritakan dalam pertunjukan : Sepatu Yang Sama, Kisah Jiwa dan Angka. 




Tanggapan pembaca cek Link di bawah ini : 








Akhirnya aku bisa menemukan cerita masa lalu, mengingat kembali peristiwa-peristiwa masa kecil. Dan Aku menjadi bersyukur (Ninit Ungu, penulis Aku Perempuan Unik)


Secara pribadi aku merasa buku ini sangat menyentuh dan merubah persepsiku dalam melihat sesuatu. Apalah arti perbedaan jika kita disatukan dalam kasih.  Terima kasih telah mengasihiku dengan suguhan seni yang sangat menginspirasi. (Hanna - Klaten)



Tentang Pertunjukan : SEPATU YANG SAMA




Di Indonesia, stigma masyarakat terhadap orang-orang bertubuh mini penyandang Achondroplasia dan disabilitas sangat buruk. Orang-orang yang memiliki ukuran tubuh mini sering mendapatkan perlakuan kurang baik di masyarakat. Mengalami diskriminasi, bully, eksploitasi dan menyebabkan minder dan kehilangan kepercayaan diri.  Banyak yang tidak mengeyam pendidikan tinggi karena di sekolah mereka sering mendapatkan pelecehan verbal. Akhirnya mereka tidak memiliki pekerjaan karena tidak berpendidikan dan tubuhnya dianggap cacat. 



SEPATU mengingatkan kita pada sebuah benda dengan ukuran tertentu yang menemani kita  dalam sebuah perjalanan. Saat menggunakan sepatu ukuran menjadi hal penting untuk bisa menemukan kenyamanan. Kesempurnaan sebuah sepatu adalah pada ukuran yang pas bagi penggunanya. Sama halnya dengan manusia yang juga tak lepas dari ukuran-ukuran untuk bisa menjalani hidupnya dengan baik. Tapi bagaimana kalau ukuran tersebut tidak lagi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing personal. Melainkan disepakati oleh pihak tertentu (untuk menjadi sama atau sesuai) dengan lainnya. Sehingga muncul kata ‘sempurna’ dan ‘tidak sempurna’. Sepatu yang sama hendak mengangkat perjalanan hidup manusia yang dianggap tidak sempurna karena ukuran tubuh yang mereka miliki. Bagaimana ukuran-ukuran ini meniadakan diri mereka sebagai individu dan menghilangkan kesempatan mereka untuk meraih impian. Namun, seperti halnya sepatu. Berapapun ukurannya, mereka tetap bangkit menjejakkan kaki dan memperjuangkan diri mereka sebagai manusia.  Membuktikan bahwa kesempurnaan bukan pada ‘ukuran’ yang disepakati bersama, melainkan pada masing-masing jiwa yang menjalaninya. Pertunjukan ini merupakan pertunjukan teater dokumenter dari berbagai interdisiplin seni  yang mengkolaborasikan seni teater, puppet, batik shadow, musik dan multimedia.





Video ini adalah hasil latihan  tanpa bertemu dan bertatap muka selama kurang lebih 10 bulan. Kami hanya memiliki waktu  tiga hari untuk saling kenal, saling sapa, saling mendengar sampai akhirnya bertemu dalam satu panggung untuk yang pertama kalinya. 








Nanik Indarti -Di balik proses

Pemberdayaan Orang-orang Bertubuh Mini  Penyandang Achondroplasia di Indonesia Melalui Seni Teater

Bagaimana ceritanya?



Halo selamat datang di dinding kami. Saya Nanik Indarti,saya adalah admin dari blog ini. Saya mau bercerita dahulu bagaimana proses ini bisa terjadi. 


Memiliki tubuh mini menjadi masalah dan menjadi pergunjingan orang-orang yang menganggap dirinya sempurna. Kegelisahan-kegelisahan ini kemudian menjadi awal untuk mempertemukan orang-orang bertubuh mini yang mempunyai persoalan yang sama dengan saya. 

Awal tahun 2018, saya mengajak dua orang perempuan bertubuh mini yang ada di Yogyakarta untuk berkolaborasi dalam pentas teater. Mereka adalah sarjana seni satu alumni teater dengan saya. Meskipun demikian,tak sekalipun kami sepanggung bersama dan ini sungguh mengherankan. Berawal dari tiga orang menjadi dua belas orang yang bisa terkumpul. Tidak kenal, tidak pernah pentas bareng. Mengajak dan mempertemukan dua belas orang bertubuh mini dalam satu panggung adalah luar biasa.


Singkat cerita, saya menyampaikan ide untuk membuat karya bersama yang membicarakan tentang pengalaman diri sebagai penyandang  achondroplasia yang memiliki tubuh ukuran mini dan pernah mengalami bully di masyarakat, pernah mengalami diskriminasi di bidang kerja profesi, pernah mengalami eksploitasi karena bertubuh mini hingga pendapat masyarakat yang menganggap bahwa orang bertubuh mini tidak bisa menjadi apa-apa. Tubuh mini dianggap cacat.

UKURAN menjadi hal yang selalu dikaitkan dengan tubuh kami yang mini. Bahwa ukuran kecil, kemampuannya juga kecil. Maka kami ingin membagikan cerita bahwa meskipun kami bertubuh kecil, kami bisa membuktikan bahwa kami sama, sama seperti mereka. Tapi mereka tak menganggap kami sama. Menurut saya pengalaman ini harus dibagikan kepada masyarakat supaya mereka tahu bahwa hidup yang kami jalani tidaklah mudah. 


Ajakan untuk berkolaborasi mendapat tanggapan positif. Akhirnya saya semakin semangat dan terus mencari teman-teman yang bertubuh mini yang lain dari berbagai kota di Indonesia. Jalan pun terbuka lebar, akhirnya bisa mengumpulkan teman-teman dari Aceh, Kalimantan, Surabaya, Banyuwangi, Blitar, Malang dan Yogyakarta. Secara kebetulan teman-teman yang terkumpul pernah bersinggungan dengan teater, sehingga ini memudahkan saya untuk mengatur strategi dalam berkarya. Alhasil, 12 orang bertubuh mini dipertemukan dalam satu panggung pertunjukan teater. Salah satu dari mereka adalah seorang caleg DPR RI. 


TENTANG UNIQUE PROJECT



Unique Project adalah  komunitas seni  untuk pemberdayaan orang-orang bertubuh mini penyandang achondroplasia yang mengalami diskriminasi maupun eksploitasi di masyarakat.  Komunitas ini merupakan perkumpulan orang-orang unik yang memiliki beragam profesi dan berasal dari berbagai kota di Indonesia. Perkumpulan ini, digagas dan dibentuk  pada tahun 2018 lalu.   



Tonton video full pertunjukannya di : https://www.youtube.com/watch?v=Px_TBzwD_SI

Program utama dari komunitas ini adalah menciptakan aktifitas-aktifitas seni  melalui kerja kolaborasi seni seperti pentas teater, workshop dan forum diskusi yang inklusi. Hal ini dilakukan untuk mengolah keterbatasan diri dengan cara kreatif menjadi manusia yang berdaya, percaya diri, terampil dan mampu mengoptimalkan diri membangun kepemimpinan untuk pertumbuhan masa depan.


KAMI MASIH INGIN TERUS MEWUJUDKAN MIMPI-MIMPI BESAR
Berikan kami kepercayaan dan kesempatan akses untuk kami. Itu saja.


INI adalah karya kami. Silakan cek ulasannya pada link berikut : 

https://jogja.antaranews.com/berita/363213/11-orang-bertubuh-mini-pentas-teater-bareng

http://krjogja.com/web/news/read/80625/Semua_Pemain_Bertubuh_Mini_Teater_Aku_Perempuan_Unik_Memang_Unik

 http://impessa.id/read/524/event/muda-mudi-bertubuh-mini-pentas-teater-di-pendapa-art-space-dongkelan-bantul-jum&acircat-malam-16-november-2018..htm