Pemberdayaan Orang-orang Bertubuh Mini Penyandang Achondroplasia di Indonesia Melalui Seni Teater
Bagaimana ceritanya?
Halo selamat
datang di dinding kami. Saya Nanik Indarti,saya adalah admin dari blog ini. Saya mau bercerita dahulu bagaimana
proses ini bisa terjadi.
Memiliki tubuh mini menjadi masalah dan menjadi pergunjingan orang-orang yang menganggap dirinya sempurna. Kegelisahan-kegelisahan ini kemudian menjadi awal untuk mempertemukan orang-orang bertubuh mini yang mempunyai persoalan yang sama dengan saya.
Awal tahun 2018, saya mengajak
dua orang perempuan bertubuh mini yang ada di Yogyakarta untuk berkolaborasi
dalam pentas teater. Mereka adalah sarjana seni satu alumni teater dengan saya.
Meskipun demikian,tak sekalipun kami sepanggung bersama dan ini sungguh
mengherankan. Berawal dari tiga orang menjadi dua belas orang yang bisa terkumpul. Tidak kenal, tidak pernah pentas bareng. Mengajak dan mempertemukan dua belas orang bertubuh mini dalam satu panggung adalah luar biasa.
Singkat
cerita, saya menyampaikan ide untuk membuat karya bersama yang membicarakan
tentang pengalaman diri sebagai penyandang achondroplasia yang memiliki
tubuh ukuran mini dan pernah mengalami bully di masyarakat, pernah mengalami
diskriminasi di bidang kerja profesi, pernah mengalami eksploitasi karena
bertubuh mini hingga pendapat masyarakat yang menganggap bahwa orang bertubuh mini tidak
bisa menjadi apa-apa. Tubuh mini dianggap cacat.
UKURAN
menjadi hal yang selalu dikaitkan dengan tubuh kami yang mini. Bahwa ukuran
kecil, kemampuannya juga kecil. Maka kami ingin membagikan cerita bahwa
meskipun kami bertubuh kecil, kami bisa membuktikan bahwa kami sama, sama
seperti mereka. Tapi mereka tak menganggap kami sama. Menurut saya pengalaman
ini harus dibagikan kepada masyarakat supaya mereka tahu bahwa hidup yang kami
jalani tidaklah mudah.
Ajakan untuk
berkolaborasi mendapat tanggapan positif. Akhirnya saya semakin semangat dan
terus mencari teman-teman yang bertubuh mini yang lain dari berbagai kota di
Indonesia. Jalan pun terbuka lebar, akhirnya bisa mengumpulkan teman-teman dari
Aceh, Kalimantan, Surabaya, Banyuwangi, Blitar, Malang dan Yogyakarta. Secara
kebetulan teman-teman yang terkumpul pernah bersinggungan dengan teater, sehingga
ini memudahkan saya untuk mengatur strategi dalam berkarya. Alhasil, 12 orang
bertubuh mini dipertemukan dalam satu panggung pertunjukan teater. Salah satu
dari mereka adalah seorang caleg DPR RI.
TENTANG UNIQUE PROJECT
Bagaimana ceritanya?
Halo selamat
datang di dinding kami. Saya Nanik Indarti,saya adalah admin dari blog ini. Saya mau bercerita dahulu bagaimana
proses ini bisa terjadi.
Memiliki tubuh mini menjadi masalah dan menjadi pergunjingan orang-orang yang menganggap dirinya sempurna. Kegelisahan-kegelisahan ini kemudian menjadi awal untuk mempertemukan orang-orang bertubuh mini yang mempunyai persoalan yang sama dengan saya.
Awal tahun 2018, saya mengajak dua orang perempuan bertubuh mini yang ada di Yogyakarta untuk berkolaborasi dalam pentas teater. Mereka adalah sarjana seni satu alumni teater dengan saya. Meskipun demikian,tak sekalipun kami sepanggung bersama dan ini sungguh mengherankan. Berawal dari tiga orang menjadi dua belas orang yang bisa terkumpul. Tidak kenal, tidak pernah pentas bareng. Mengajak dan mempertemukan dua belas orang bertubuh mini dalam satu panggung adalah luar biasa.
Memiliki tubuh mini menjadi masalah dan menjadi pergunjingan orang-orang yang menganggap dirinya sempurna. Kegelisahan-kegelisahan ini kemudian menjadi awal untuk mempertemukan orang-orang bertubuh mini yang mempunyai persoalan yang sama dengan saya.
Awal tahun 2018, saya mengajak dua orang perempuan bertubuh mini yang ada di Yogyakarta untuk berkolaborasi dalam pentas teater. Mereka adalah sarjana seni satu alumni teater dengan saya. Meskipun demikian,tak sekalipun kami sepanggung bersama dan ini sungguh mengherankan. Berawal dari tiga orang menjadi dua belas orang yang bisa terkumpul. Tidak kenal, tidak pernah pentas bareng. Mengajak dan mempertemukan dua belas orang bertubuh mini dalam satu panggung adalah luar biasa.
Singkat
cerita, saya menyampaikan ide untuk membuat karya bersama yang membicarakan
tentang pengalaman diri sebagai penyandang achondroplasia yang memiliki
tubuh ukuran mini dan pernah mengalami bully di masyarakat, pernah mengalami
diskriminasi di bidang kerja profesi, pernah mengalami eksploitasi karena
bertubuh mini hingga pendapat masyarakat yang menganggap bahwa orang bertubuh mini tidak
bisa menjadi apa-apa. Tubuh mini dianggap cacat.
UKURAN
menjadi hal yang selalu dikaitkan dengan tubuh kami yang mini. Bahwa ukuran
kecil, kemampuannya juga kecil. Maka kami ingin membagikan cerita bahwa
meskipun kami bertubuh kecil, kami bisa membuktikan bahwa kami sama, sama
seperti mereka. Tapi mereka tak menganggap kami sama. Menurut saya pengalaman
ini harus dibagikan kepada masyarakat supaya mereka tahu bahwa hidup yang kami
jalani tidaklah mudah.
Ajakan untuk
berkolaborasi mendapat tanggapan positif. Akhirnya saya semakin semangat dan
terus mencari teman-teman yang bertubuh mini yang lain dari berbagai kota di
Indonesia. Jalan pun terbuka lebar, akhirnya bisa mengumpulkan teman-teman dari
Aceh, Kalimantan, Surabaya, Banyuwangi, Blitar, Malang dan Yogyakarta. Secara
kebetulan teman-teman yang terkumpul pernah bersinggungan dengan teater, sehingga
ini memudahkan saya untuk mengatur strategi dalam berkarya. Alhasil, 12 orang
bertubuh mini dipertemukan dalam satu panggung pertunjukan teater. Salah satu
dari mereka adalah seorang caleg DPR RI.
TENTANG UNIQUE PROJECT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar